5 Bandara di Indonesia Yang Telah Gunakan Energi Surya

14 Mei 2025

-

Admin

5 Bandara di Indonesia Yang Telah Gunakan Energi Surya

Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Salah satu langkah nyata yang kini mulai diterapkan adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai bandara. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya Indonesia menuju transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.

Dengan konsumsi energi yang besar, bandara menjadi lokasi strategis untuk penerapan energi surya. Selain mengurangi beban listrik dari energi fosil, penerapan PLTS juga membantu menekan biaya operasional dan memperkuat citra ramah lingkungan.

Berikut adalah lima bandara di Indonesia yang telah memanfaatkan energi surya secara signifikan.

1. Bandara Internasional Soekarno–Hatta Gunakan PLTS 1,5 MWp

Sebagai bandara tersibuk di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno–Hatta sudah selangkah lebih maju dalam memanfaatkan energi terbarukan. Bandara ini memiliki dua instalasi PLTS yang berfungsi mendukung kebutuhan listrik operasional.

  • Di atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) telah dipasang 720 panel surya dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp).

  • Sementara itu, di Terminal 2, dibangun sistem PLTS dengan kapasitas mencapai 1,50 megawatt peak (MWp).

Penggunaan PLTS ini menjadi contoh nyata bahwa infrastruktur besar pun bisa berkontribusi dalam penggunaan energi bersih secara signifikan.

2. Bandara Kualanamu Sumatera Utara Punya PLTS Atap 5.100 Meter Persegi

Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang juga tidak ketinggalan. Bandara yang menjadi pintu utama di Sumatera Utara ini telah menerapkan PLTS Atap pada beberapa gedung operasionalnya.

  • PLTS dipasang di Terminal Kargo dan Gedung Administrasi, dengan total luas 5.100 meter persegi.

  • Kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 761 kWp.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa bandara regional pun mampu berkontribusi dalam penggunaan energi ramah lingkungan, sekaligus menghemat pengeluaran untuk energi listrik.

3. Bandara Ngurah Rai Bali Jadi Percontohan Efisiensi Energi

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali juga telah memanfaatkan energi surya untuk mendukung operasionalnya. Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata internasional kini memperkuat citra pariwisata berkelanjutan melalui penerapan energi hijau.

  • Sebanyak 288 panel surya telah dipasang, dengan kapasitas 155 kWp.

  • Bandara ini meraih Peringkat 1 Penghargaan Subroto 2022 untuk kategori efisiensi energi gedung besar.

  • Selain itu, Ngurah Rai juga mewakili Indonesia di ajang ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Award.

Penerapan PLTS ini memperkuat posisi Bandara Ngurah Rai sebagai simbol efisiensi energi dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

4. Bandara Ahmad Yani Semarang Raih Sertifikasi Green Building

Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Semarang dikenal sebagai bandara yang mengusung konsep ramah lingkungan sejak awal pembangunan. Penggunaan energi surya di bandara ini menjadi salah satu pilar dalam desain bangunan hijau.

  • Bandara ini memiliki 186 panel surya dengan kapasitas 100 kWp.

  • Panel-panel ini dipasang di atap kanopi Gedung Administrasi dan di rooftop Gedung Main Power House (MPH).

  • Bandara Ahmad Yani telah meraih sertifikat Greenship Building kategori “Gold” dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Dengan sertifikasi ini, Bandara Ahmad Yani diakui secara nasional sebagai bandara yang menerapkan prinsip keberlanjutan secara menyeluruh, termasuk dari sisi energi.

5. Bandara Banyuwangi Jadi Contoh Bandara Kecil yang Inovatif

Meski berukuran lebih kecil dibanding bandara lainnya, Bandara Banyuwangi telah menunjukkan bahwa ukuran tidak menghalangi untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan.

  • Bandara ini memiliki PLTS atap seluas 600 meter persegi dengan kapasitas 35,1 kWp.

  • Banyuwangi menjadi bandara pertama yang meraih sertifikat Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) dari GBCI.

Langkah ini membuktikan bahwa bahkan bandara daerah bisa menjadi pelopor penggunaan energi surya dan mendapatkan pengakuan nasional atas komitmennya terhadap pembangunan hijau.

Manfaat Penggunaan Energi Surya di Bandara

Pemanfaatan energi surya di bandara memberikan berbagai keuntungan, baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun reputasi.

Menghemat Biaya Operasional

PLTS membantu mengurangi ketergantungan terhadap listrik dari jaringan umum. Dalam jangka panjang, investasi ini dapat mengurangi biaya tagihan listrik yang cukup besar, terutama untuk fasilitas besar seperti bandara.

Mengurangi Emisi Karbon

Sumber energi fosil masih menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Dengan beralih ke energi matahari, bandara dapat berkontribusi dalam menekan laju emisi karbon nasional.

Meningkatkan Citra Lingkungan

Penerapan energi surya menjadi nilai tambah bagi bandara, terutama dalam menghadapi tuntutan global terkait keberlanjutan. Ini juga mendukung citra Indonesia sebagai negara yang berkomitmen terhadap transisi energi.

Menuju Transportasi Udara yang Lebih Hijau

Transformasi energi di sektor transportasi, termasuk udara, menjadi langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Bandara sebagai simpul utama mobilitas manusia dan barang memiliki peran besar dalam mengurangi jejak karbon.

Penggunaan energi surya di bandara juga sejalan dengan target pemerintah dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan mencapai Net Zero Emission pada 2060.

Apakah Bandara di Daerahmu Sudah Menggunakan Energi Terbarukan?

Melihat berbagai contoh di atas, kini saatnya kita bertanya: apakah bandara di kota atau daerahmu sudah memanfaatkan energi terbarukan? Jika belum, masyarakat dapat ikut mendorong langkah ini melalui advokasi publik dan partisipasi dalam forum-forum kebijakan lokal.

Inisiatif seperti ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat atau operator bandara, tetapi juga membutuhkan dukungan masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.

Kesimpulan

Penggunaan PLTS di berbagai bandara Indonesia menunjukkan bahwa transisi menuju energi bersih sudah berjalan dan memberikan hasil nyata. Mulai dari Soekarno–Hatta, Kualanamu, Ngurah Rai, Ahmad Yani, hingga Banyuwangi, semua memberikan contoh bahwa teknologi energi surya bisa diterapkan dengan hasil positif di sektor transportasi udara.

Semoga kabar baik ini bisa menjadi inspirasi dan dorongan bagi bandara-bandara lain untuk mengikuti jejak serupa. Karena masa depan energi Indonesia yang bersih dan berkelanjutan dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan berdampak besar.

Sumber:

  • Zonaebt.com, 21 Januari 2024

  • Republika.co.id, 17 Juli 2023

  • Tempo.co, 27 Desember 2023

Artikel Terkait

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno memberikan keterangan kepada wartawan usai menghadiri peluncuran laporan Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA).

DPR: Lima ekosistem untuk kembangkan kendaraan listrik

06 Februari 2023

footer yayasan