-

14 Juni 2024

-

Sartika Nur Shalati

Transisi Energi Indonesia: Lepas Landas Tanpa Gas

Pemerintah Indonesia berencana menambah 80 GW kapasitas listrik hingga 2040 dalam RUPTL baru, terdiri dari EBT 60 GW dan gas 20 GW. Pemerintah memanfaatkan momen transisi energi untuk mengusung gas sebagai alternatif pengganti batu bara.

Selain subsidi energi yang dijamin oleh pemerintah, pembangkit gas juga mendapat insentif khusus berupa penetapan harga gas maksimal US$6 per MMBtu atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 10/2020. Dampaknya, pemerintah harus menanggung selisih harga sebenarnya dari produsen gas yang tidak murah.

Lantas, bagaimana dampak penggunaan gas bagi keuangan dan masa depan transisi energi? Baca selengkapnya briefing note CERAH  berikut

Detail Publikasi

Dipublikasikan: 14 Juni 2024

Publikasi Terkait

ESG Nikel Indonesia: Narasi Hijau, Praktik Abu-abu

ESG Nikel Indonesia: Narasi Hijau, Praktik Abu-abu

Kritik atas praktik ESG simbolik di industri nikel Indonesia dan tantangannya terhadap standar global dan tata kelola berkelanjutan.

30 Juni 2025

Persepsi Pemilih Muda dan Pemula Terhadap Krisis Iklim

Persepsi Pemilih Muda dan Pemula Terhadap Krisis Iklim

Survei nasional terhadap responden anak muda berusia 17-35 tahun menunjukkan bahwa anak muda di Indonesia menaruh perhatian serius pada isu krisis iklim. Survei...

02 Agustus 2023

PLTU Cirebon-1./Bloomberg-Muhammad Fadli

Melebihi Dana JETP, Transisi Energi Butuh Rp500 Triliun

Pemerintah menyepakati rencana investasi transisi energi komprehensif dalam program JETP senilai US$20 miliar dalam 3-5 tahun ke depan.

21 Agustus 2023

footer yayasan